Rabu, 15 Oktober 2008

Teknologi Masa Kini

Dilihat dr teknologi sekarang yg sudah sgt berkembang ke segala umur, sudah ga asing lg melihat anak-anak membawa laptop ke sekolah. Dengan tujuan mulia yang sangat baik, membawa laptop untuk kebutuhan belajar, seperti yang biasa di bawa Bapak/Ibu Guru.
Tapi, belakangan ini para Guru sudah ragu2 karena biasanya para murid membawa laptop "sekalian" untuk mecari hiburan lain seperti chatting dan membuka website2 favorit yg tdk ada hubungannya dgn pelajaran... mungkin ini ga masalah bagi kita2 yang jadi murid, tapi pasti Guru2 bakal geleng2 kepala aja ngeliat tingkah murid2nya....

Di awah ada cerita dari salah satu guru asing (Amerika/Rusia), yang berpendidikan S3 (Rusia), dengan latar belakang teknologi (di banyak negara), mengenai pengalaman beliau sebagai “International Principal” (kepala Sekolah Internasional) di sala satu sekolah National Plus di Indonesia (Desember 2007).

"Topik yang dibahas adalah KOMPUTER LAPTOP"

Ada banyak 'kata-kata berdasar emosi' mengenai bagaimana komputer-komputer akan membantu anak-anak belajar secara mudah topik yang cangih dan akan menyiapkan mereka untuk masuk dunia modern, termasuk keterampilan dan pengetahuan tinggi mengenai ilmu sains dan industri. Katannya dari TK mereka akan mulai mengerti struktur komputer dan akses Internet akan membantu mereka mendapat informasi yang mereka perlu secara cepat, dll...

Padahal, rialitasnya adalah jauh berbeda, hampir sebaliknya.

Tidak perlu dijelaskan bahwa komputer-komputer di dalam sekolah dipakai secara hampir eksklusif untuk "gaming" (main games), yang menggunakan 99% dari waktu menggunakan laptop. Siswa-siswi aktif main game yang berbeda – mereka melawan "monsters", mereka membela Bumi dari pendatang "alien" (dari luar angkasa), mereka main balapan mobil, pesawat terbang, tembak-tembakan dan masin-masin lain yang ribut, mereka masuk goa-goa untuk mencari berlian atau menang dan menjadi jagoan di dalam cerita "adventure" di luar angkasa. Semua mainan ini punya grafik-grafik yang terang dan berwarna-warni, bersuara dan berbunyi-bunyi, dan imaginasi anak-anak berusia 11-15 ditangkap secara penuh oleh daya tarik game-game ini.

Tetapi pada waktu akhir istirahat, dan siswa-siswi harus kembali ke dunia rial (masuk kelas) untuk les, beberapa hal yang menarik menjadi.

Yang pertama, siswa-siswi adalah marah, karena game-game yang merangsang diganggu untuk melanjutkan les di kelas yang "dull boring" (tidak menarik dan membosankan). Jelas, perasaan marah ini ditujui kepada guru. Otak dan "soul" (jiwa) siswa-siswi masih penuh ada di dalam game, dan siswa-siswi tidak mampu sama selkali untuk memikirkan atau menerima informasi mengenai les. Keadaan mental ini berlangsung selama 10 sampai 30 menit"

3 komentar:

Trixie Fadriane Eitheim mengatakan...

Ihh... iyaiya pay, gw juga pernah liat artikel di koran katanya game2 komputer yg "menegangkan" bisa ngerubah sifat orang jd lebih emosional..
thank god gw ga bakat main ginian.. haha

neoanderson mengatakan...

uhmmm, perasaan gw kenal orang yang kaya gitu.....

*mikir...

ah! itu gw!

Barry M.Nadim mengatakan...

iya saya juga setuju